"Women are like apples on trees. the best ones are at the top of the tree. the men don't want to reach for the good ones because they are afraid of falling and getting hurt. instead, they just get the rotten apples from the ground that aren't as good, but easy. so the apples at the top think something is wrong with them, when in reality. They are amazing. they just have to wait for the right man to come along. the one who's brave enough to climb all the way to the top."
Quote diatas gue ambil dari capture-an temen gue waktu gue pakai bb, jadi gue gaktau web yang dia kunjungin sampai dapet quote itu. Jadi ini emang copycat. Sumber: tidak diketahui.
Gue teringat kata-kata ini, sejak gue asyik menonton televisi. Entah karena gue aneh, tapi setiap nonton TV sendirian, pikiran gue bercabang, entah mikirin itu mikirin ini dan mikirin blablabla.
Dari quote diatas, perempuan itu digambarkan bagaikan apel. Gue berpikir keras untuk mencari tahu "kenapa harus apel? Kenapa gak kelapa yang pohonnya tinggi, anggut yang batangnya melingker-lingker entah dimana. Akhirnya gue kena peradangan otak.
Dan dari quote diatas, gue jadi berpikir. "Bagaimana dengan apel yang ada di atas pohon, tiba-tiba jatuh? Apa sebabnya? Jangan mikirin fisika, mesti langsung nyambung ke gaya gravitasi."
Apel yang berkualitas terbaik, digambarkan dengan perempuan yang berkualitas terbaik, dan pastinya jarang ditemuin. Misalnya perempuan itu pintar, soleh, baik, cantik, pokoknya segalanya. Dia selalu mendapatkan pujian dengan segala sesuatu yang dia lakukan.
Dan tiba-tiba jatuh......
Akibat pergaulan bisa jadi, terpengaruh karena temannya. Ia mulai memikirkan tentang having fun, hanging out, mencoba-coba sesuatu yang biasanya dilanggar oleh masyarakat. Mungkin gak langsung parah, bertahap....Dari yang terbaik, menjadi baik, dan menjadi busuk.
Bagaikan, apel yang ada diatas pohon, kemudian jatuh, berakhir busuk, tidak segar lagi.
"Kenapa harus jadi selalu yang terbaik kalau kita tidak punya orang disekeliling untuk mengimbangi atau meraihku." Ujar apel yang berada paling atas.
"Aku ingin berbaur dengan yang berada dibawahku. Bukankah menyenangkan, apel yang akan busuk berbaur dengan daun-daun kering yang berada disekitarnya?"
Mungkin itu salah satu kehampaan menjadi perempuan yang berada diatas cowok yang dia taksir.
Apa yang cowok suka?
Cowok menginginkan dia lebih pintar, lebih segalanya dari cewenya.
Terus akhirnya dia berpikir, untuk mencoba jatuh dan menjadi gampang untuk diraih cowo yang dia suka.
Menurut gue, untuk menjadi orang yang ingin dicintai tidak harus melakukan apa saja yang dia anggap gampang untuk diraih. Maksutnya, apa ya, gue juga bingung.
Mungkin semua orang gak suka menunggu, menunggu antrian, menunggu ditembak sama gebetan. Begitu juga dengan perempuan yang menunggu sampai ada laki-laki yang manjat menaiki pohon dimana kita berada.
Tersadarlah, jangan seakan-akan kayak "there is no tomorrow." kita masih punya banyak waktu untuk sesuatu yang kita lebih suka, daripada sekadar menunggu seseorang.
Wassalam.
Quote diatas gue ambil dari capture-an temen gue waktu gue pakai bb, jadi gue gaktau web yang dia kunjungin sampai dapet quote itu. Jadi ini emang copycat. Sumber: tidak diketahui.
Gue teringat kata-kata ini, sejak gue asyik menonton televisi. Entah karena gue aneh, tapi setiap nonton TV sendirian, pikiran gue bercabang, entah mikirin itu mikirin ini dan mikirin blablabla.
Dari quote diatas, perempuan itu digambarkan bagaikan apel. Gue berpikir keras untuk mencari tahu "kenapa harus apel? Kenapa gak kelapa yang pohonnya tinggi, anggut yang batangnya melingker-lingker entah dimana. Akhirnya gue kena peradangan otak.
Dan dari quote diatas, gue jadi berpikir. "Bagaimana dengan apel yang ada di atas pohon, tiba-tiba jatuh? Apa sebabnya? Jangan mikirin fisika, mesti langsung nyambung ke gaya gravitasi."
Apel yang berkualitas terbaik, digambarkan dengan perempuan yang berkualitas terbaik, dan pastinya jarang ditemuin. Misalnya perempuan itu pintar, soleh, baik, cantik, pokoknya segalanya. Dia selalu mendapatkan pujian dengan segala sesuatu yang dia lakukan.
Dan tiba-tiba jatuh......
Akibat pergaulan bisa jadi, terpengaruh karena temannya. Ia mulai memikirkan tentang having fun, hanging out, mencoba-coba sesuatu yang biasanya dilanggar oleh masyarakat. Mungkin gak langsung parah, bertahap....Dari yang terbaik, menjadi baik, dan menjadi busuk.
Bagaikan, apel yang ada diatas pohon, kemudian jatuh, berakhir busuk, tidak segar lagi.
"Kenapa harus jadi selalu yang terbaik kalau kita tidak punya orang disekeliling untuk mengimbangi atau meraihku." Ujar apel yang berada paling atas.
"Aku ingin berbaur dengan yang berada dibawahku. Bukankah menyenangkan, apel yang akan busuk berbaur dengan daun-daun kering yang berada disekitarnya?"
Mungkin itu salah satu kehampaan menjadi perempuan yang berada diatas cowok yang dia taksir.
Apa yang cowok suka?
Cowok menginginkan dia lebih pintar, lebih segalanya dari cewenya.
Terus akhirnya dia berpikir, untuk mencoba jatuh dan menjadi gampang untuk diraih cowo yang dia suka.
Menurut gue, untuk menjadi orang yang ingin dicintai tidak harus melakukan apa saja yang dia anggap gampang untuk diraih. Maksutnya, apa ya, gue juga bingung.
Mungkin semua orang gak suka menunggu, menunggu antrian, menunggu ditembak sama gebetan. Begitu juga dengan perempuan yang menunggu sampai ada laki-laki yang manjat menaiki pohon dimana kita berada.
Tersadarlah, jangan seakan-akan kayak "there is no tomorrow." kita masih punya banyak waktu untuk sesuatu yang kita lebih suka, daripada sekadar menunggu seseorang.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar