Yak, seperti judul postingan kali ini, gue akan membicarakan tentang friendzone.
Friendzone adalah zona pertemanan, baik antar cewek, antar cowok atau antar cewek dan cowok.
Kenapa itu mau gue bicarain?
Karena gue lagi menyesali ini. Bukan karena gue nyesel temenan sama si A atau sama si B. Tapi, gue berteman dengan cowok dan I'm kinda crush on him.
Tapi, perasaan ini cuma harus dipendam karena biasanya ketika teman cewek menyatakan cinta ke teman cowok akan terjadi jarak yang sangat jauh lebih dari stranger.
Lain halnya jika kita coba terus menerus pendem perasaan ini di dalam hati yang sangat dalam, kita hanya merasakan kedekatan dengan si doi sebatas teman, gak lebih. Kadang, kalau ada yang merasakan ini, akan merasakan dilemma yang sangat membingungkan, antara menyatakan atau tetap berteman tapi pendam perasaan ini sedalam mungkin.
#nowplaying CherryBelle-Dilemma.
Baru-baru ini film tentang friendzone adalah Refrain, novel yang dijadikan film. Bercerita tentang pertemanan dari kecil antara cewek dan cowok, saat mereka beranjak remaja si cowoknya suka sama si cewek kemudian saat ceweknya tau, mereka jadi tidak sedekat seperti biasanya.
Memang, biasanya hubungan pertemanan antara cewek dan cowok tidak akan berjalan terus selalu berteman, selalu ada diantara salah satu dari mereka yang suka kemudian cinta.
Namanya juga perasaan siapa yang bisa mengira akan datang suatu saat nanti, yegak?
Kalau dalam friendzone dan hanya mendapat dua pilihan.
1. Menyatakan, pada saat ini bisa terjadi jika si doi berada di perasaan klimaks, gak sanggup menahan perasaan dan berada di dekat dia secara langsung. Lo pasti bisa membayangkan ini. Gue akuin cewek ataupun cowok yang berada di friendzone dan menyatakan perasaannya adalah orang yang berani. Mereka gak takut buat mengutarakan cinta yang dateng tiba-tiba dan gak takut dengan frekuensi gue gak akan sedekat seperti temenan dulu.
Tapi, lain halnya yang hoki, ketika temennya juga menyimpan rasa yang sama, terus jadi makin deket sebagai lebih dari teman atau pacar. Cieeee.
2. Pendem dan bilang "perasaan ini akan ada sementara, pasti suatu saat nanti perasaan ini ilang." Boleh ajasih mendem, boleh ajasih, siapa yang bilang gak boleh? Tapi biasanya semakin lama dipendem semakin gede perasaannya, biasanya sih gitu. Tapi, bisa jugasih lama-lama ilang sendiri. Dan untuk pura-pura gak punya perasaan sama teman yang secara nyata dekat itu agak susah buat gue.
Ya, karena kita bakal punya waktu banyak buat merhatiin doi secara langsung. Seperti tatapan menjijikan.
Ketika kita lagi di dalam friendzone, hal yang berkaitan perasaan hanya menjadi garauan semata, contohnya seperti ini:
A: "Weh, lo bakal kangen gak nanti sama gue?"
B: "Gak bakal."
Si A nyesek sendiri.
Atau contoh lainnya, ketika si B lagi nembak seseorang dan ditolak, si A menghibur dengan gini:
A: "Weh, udah selaw aja, mending nembak gue aja, nanti gue terima."
B: Ketawa.
Asik gaktuh? Lagi kode-kode tapi si doi gak bakal sadar karena si doi tau kalau kita hanya sebatas teman. IYA TEMAN, GAK LEBIH KOK.
Kalau di film Refrain sih Happy Ending, kalau kita gak bergerak-gerak buat yakinin perasaan sendiri terhadap teman lawan jenis, juga gak bakal ada Happy Endingnya, datar terus.
Perasaan cinta, benci, atau apapun itu wajar dimiliki oleh semua manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Tidak ada kesalahan apapun jika kita memiliki perasaan terhadap orang lain, karena perasaan comes naturally. Tidak ada yang meminta.
Baik, untuk keputusan menyatakan atau memendam perasaan sendiri itu adalah pilihan kalian semua, termasuk gue yang lagi ngalamin ini.
Wassalam:D
Friendzone adalah zona pertemanan, baik antar cewek, antar cowok atau antar cewek dan cowok.
Kenapa itu mau gue bicarain?
Karena gue lagi menyesali ini. Bukan karena gue nyesel temenan sama si A atau sama si B. Tapi, gue berteman dengan cowok dan I'm kinda crush on him.
Tapi, perasaan ini cuma harus dipendam karena biasanya ketika teman cewek menyatakan cinta ke teman cowok akan terjadi jarak yang sangat jauh lebih dari stranger.
Lain halnya jika kita coba terus menerus pendem perasaan ini di dalam hati yang sangat dalam, kita hanya merasakan kedekatan dengan si doi sebatas teman, gak lebih. Kadang, kalau ada yang merasakan ini, akan merasakan dilemma yang sangat membingungkan, antara menyatakan atau tetap berteman tapi pendam perasaan ini sedalam mungkin.
#nowplaying CherryBelle-Dilemma.
Baru-baru ini film tentang friendzone adalah Refrain, novel yang dijadikan film. Bercerita tentang pertemanan dari kecil antara cewek dan cowok, saat mereka beranjak remaja si cowoknya suka sama si cewek kemudian saat ceweknya tau, mereka jadi tidak sedekat seperti biasanya.
Memang, biasanya hubungan pertemanan antara cewek dan cowok tidak akan berjalan terus selalu berteman, selalu ada diantara salah satu dari mereka yang suka kemudian cinta.
Namanya juga perasaan siapa yang bisa mengira akan datang suatu saat nanti, yegak?
Kalau dalam friendzone dan hanya mendapat dua pilihan.
1. Menyatakan, pada saat ini bisa terjadi jika si doi berada di perasaan klimaks, gak sanggup menahan perasaan dan berada di dekat dia secara langsung. Lo pasti bisa membayangkan ini. Gue akuin cewek ataupun cowok yang berada di friendzone dan menyatakan perasaannya adalah orang yang berani. Mereka gak takut buat mengutarakan cinta yang dateng tiba-tiba dan gak takut dengan frekuensi gue gak akan sedekat seperti temenan dulu.
Tapi, lain halnya yang hoki, ketika temennya juga menyimpan rasa yang sama, terus jadi makin deket sebagai lebih dari teman atau pacar. Cieeee.
2. Pendem dan bilang "perasaan ini akan ada sementara, pasti suatu saat nanti perasaan ini ilang." Boleh ajasih mendem, boleh ajasih, siapa yang bilang gak boleh? Tapi biasanya semakin lama dipendem semakin gede perasaannya, biasanya sih gitu. Tapi, bisa jugasih lama-lama ilang sendiri. Dan untuk pura-pura gak punya perasaan sama teman yang secara nyata dekat itu agak susah buat gue.
Ya, karena kita bakal punya waktu banyak buat merhatiin doi secara langsung. Seperti tatapan menjijikan.
Ketika kita lagi di dalam friendzone, hal yang berkaitan perasaan hanya menjadi garauan semata, contohnya seperti ini:
A: "Weh, lo bakal kangen gak nanti sama gue?"
B: "Gak bakal."
Si A nyesek sendiri.
Atau contoh lainnya, ketika si B lagi nembak seseorang dan ditolak, si A menghibur dengan gini:
A: "Weh, udah selaw aja, mending nembak gue aja, nanti gue terima."
B: Ketawa.
Asik gaktuh? Lagi kode-kode tapi si doi gak bakal sadar karena si doi tau kalau kita hanya sebatas teman. IYA TEMAN, GAK LEBIH KOK.
Kalau di film Refrain sih Happy Ending, kalau kita gak bergerak-gerak buat yakinin perasaan sendiri terhadap teman lawan jenis, juga gak bakal ada Happy Endingnya, datar terus.
Perasaan cinta, benci, atau apapun itu wajar dimiliki oleh semua manusia bahkan makhluk hidup lainnya. Tidak ada kesalahan apapun jika kita memiliki perasaan terhadap orang lain, karena perasaan comes naturally. Tidak ada yang meminta.
Baik, untuk keputusan menyatakan atau memendam perasaan sendiri itu adalah pilihan kalian semua, termasuk gue yang lagi ngalamin ini.
Wassalam:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar