Sebelumnya, "Vin, besok di sekolah gue mau cerita sama lo." Gue 100% menggunakan nama samaran di sini.
Hari ini, sebenarnya gue mau cerita sama Kevin tentang apa yang ada di otak gue, tapi gue ragu, takut dia gak ngerti. Itu terbukti saat..
Kevin: "Mau cerita apa Rafa?"
Rafa: "Gue ragu, gue takut lu gak ngerti."
Kevin: "Ya emang gue gak ngerti, lu belum cerita."
Akhirnya, gue gak jadi cerita, gue ngobrol doang.
Rafa: "Kalau ada reuni, Lu mau?"
Kevin: "Mau aja, emang jadi?"
Rafa: "Gaktau, Ada Firly lho!"
Kevin: "Yaudah, emang mau dimana?"
Rafa: "Maunyasih di rumah Nata."
Kevin: "Kedeketan peleh."
Rafa: "Ya dimana? Di rumah gue?"
Kevin: "Nah itu gak masalah."
Gue mulai bicara serius ke dia, ya, untuk anak muda seperti gue, rasanya ini hal yang perlu di bicarakan.
Rafa: "Lu masih pacaran sama siapa itu cewe yang waktu itu lo bilang, gue gak kenal?"
Kevin: "Anak sini?"
Rafa: "Ya iyalah."
Kevin: "Oh kalau anak sini gue baru punya mantan dua."
Rafa: "Sekarang gak punya dong?"
Kevin: "Pengensih, lagi ngincer orang."
Rafa: "Siapa?"
Kevin: "Hanissa, anak kelas sebelah gue."
Rafa: "Eh? Itu bukannya mantannya Raka?"
Kevin: "Hahahaha iya, jadi kayak tukeran gitu gue sama dia, gue sama Hanissa, Raka sama Tiara mantan gue satunya lagi."
Rafa: "Eh??? Lucu lo, terus kapan mau nembak?"
Kevin: "Gak tau, Gue jarang nembak orang."
Rafa: "Masa?? Terus?"
Kevin: "Iya, gue cuma baru sekali doang nembak cewe cuma si Firly, Kalau Tiara nembak gue, si Ersha juga nembak gue."
Rafa: "Teta?"
Kevin: "Iya dia juga nembak gue, pas kelas 7 gue gak tau apa-apa terus dia nembak gue yang pas smpkan gue culun, kalau Tiara, dia bilang di SMS mau pacaran sama gue terus gue yang nembak dia secara langsung, tapikan dia yang minta. Kalau Ersha, dia tiba-tiba nembak gue, guenya juga gak tau apa-apa."
Rafa: "Buset, bener-bener yak lu cowo, tapi, benersih lu nembak cewe manapun bakalan di terima."
Kevin: "Gak, guenya juga males begituan, gak nganggep serius. Walaupun gue suka sama orang, gue bisa biasa aja."
Rafa: "Terus, kalau cewe yang nembak, lu gak bahagia dong?"
Kevin: "Tergantung cewenya jugasih gue suka apa engga."
Rafa: "Lu pacaran berapa lama? Terus siapa yang mutusin kalau gitu?"
Kevin: "Kalau sama Tiara 3 minggu, gue yang mutusin, kalau sama Ersha 2 minggu, sama-sama mutusin, sama-sama selingkuh hahahaha."
Rafa: "Nanti, lu mau nunggu sampe Hanissa nembak lu?"
Kevin: "Gue rasa dia bukan tipe kayak gitu. Gue juga udah deket sama dia, suka kayak abang-adean hehe."
Rafa: "Lu pernah gak pacaran sampai sebulan gitu?"
Kevin: "Pernah sampai dua tahun malah, tapi gue gak pernah ngeliat dia secara langsung."
Rafa: "Dih? Namanya siapa?"
Kevin: "Bella, waktu gue kelas 8. Jadi gue cuma kayak pacar sms dia aja gitu."
Rafa: "Lo gila."
Ditengah pembicaraan, tiba-tiba ada yang ganggu gue. Kevin kenal sama dia. Terus ngomong sebentar sama dia.
Kevin: "Tuh lo sama dia aja sana."
Rafa: "Dih?"
Kevin: "Dia mantan gue tuh." (ini lagi bicarain cowok)
Rafa: "Masa?"
Kevin: "Iya."
Rafa: "Oh ya? Beneran?"
Kevin: "Enggalah, masa gue homo."
Rafa: "Gak masalah kali homo, lo mau tau gak, cowo ganteng itu biasanya homo."
Kevin: "Untung gue gak ganteng."
Rafa: "Gak ganteng gimana? Lu itu ganteng peleh."
Kevin: "Amit-amit gue masa jadi homo."
Rafa: "Gak masalah kali."
Waktu istirahat yang sangat cepat, membuat gue telat masuk kelas, dan gurunya udah ada di kelas. Gue cuma harus salim sebagai tanda hormat.
Setelah pelajaran usai, gue langsung berpikir apa yang gue sama Kevin tadi omongin. Gue bisa langsung mengerti apa yang dia pikirin tentang pacaran, cinta, dan yang semacamnya.
Dia masih polos, sama kayak dulu. Selalu gak tau apa-apa. Dia bukan pengen mainin atau sok ganteng tapi, dia membiarkan orang lain bahagia karena dirinya. Dan terlihat jelas dia gak terlalu tertarik tentang cinta.
Atau mungkin gue langsung berfikir kata-kata yang ada di beberapa anime yang pernah gue tonton.
Omong kosong cinta hanya ucapan belaka, Mereka yang ingin bersenang-senang karena cinta, tapi aku tidak ingin hal itu sedikitpun.
Cinta hanyalah sebuah kesalahan dari sirkuit saraf manusia, Kau bisa buang emosi tidak perlu itu ke tempat sampah.
Gue bisa menyimpulkan dengan pemikiran gue sendiri, cowo kayak dia mungkin gak begitu mengurusi masalah yang berkaitan dengan cinta. Dia hanya menganggap cinta itu hiburan belaka beserta cewek-cewek yang suka sama dia.
Atau mungkin dia berpikiran cinta itu akan menyakitkan jika dibawa serius.
Hari ini, sebenarnya gue mau cerita sama Kevin tentang apa yang ada di otak gue, tapi gue ragu, takut dia gak ngerti. Itu terbukti saat..
Kevin: "Mau cerita apa Rafa?"
Rafa: "Gue ragu, gue takut lu gak ngerti."
Kevin: "Ya emang gue gak ngerti, lu belum cerita."
Akhirnya, gue gak jadi cerita, gue ngobrol doang.
Rafa: "Kalau ada reuni, Lu mau?"
Kevin: "Mau aja, emang jadi?"
Rafa: "Gaktau, Ada Firly lho!"
Kevin: "Yaudah, emang mau dimana?"
Rafa: "Maunyasih di rumah Nata."
Kevin: "Kedeketan peleh."
Rafa: "Ya dimana? Di rumah gue?"
Kevin: "Nah itu gak masalah."
Gue mulai bicara serius ke dia, ya, untuk anak muda seperti gue, rasanya ini hal yang perlu di bicarakan.
Rafa: "Lu masih pacaran sama siapa itu cewe yang waktu itu lo bilang, gue gak kenal?"
Kevin: "Anak sini?"
Rafa: "Ya iyalah."
Kevin: "Oh kalau anak sini gue baru punya mantan dua."
Rafa: "Sekarang gak punya dong?"
Kevin: "Pengensih, lagi ngincer orang."
Rafa: "Siapa?"
Kevin: "Hanissa, anak kelas sebelah gue."
Rafa: "Eh? Itu bukannya mantannya Raka?"
Kevin: "Hahahaha iya, jadi kayak tukeran gitu gue sama dia, gue sama Hanissa, Raka sama Tiara mantan gue satunya lagi."
Rafa: "Eh??? Lucu lo, terus kapan mau nembak?"
Kevin: "Gak tau, Gue jarang nembak orang."
Rafa: "Masa?? Terus?"
Kevin: "Iya, gue cuma baru sekali doang nembak cewe cuma si Firly, Kalau Tiara nembak gue, si Ersha juga nembak gue."
Rafa: "Teta?"
Kevin: "Iya dia juga nembak gue, pas kelas 7 gue gak tau apa-apa terus dia nembak gue yang pas smpkan gue culun, kalau Tiara, dia bilang di SMS mau pacaran sama gue terus gue yang nembak dia secara langsung, tapikan dia yang minta. Kalau Ersha, dia tiba-tiba nembak gue, guenya juga gak tau apa-apa."
Rafa: "Buset, bener-bener yak lu cowo, tapi, benersih lu nembak cewe manapun bakalan di terima."
Kevin: "Gak, guenya juga males begituan, gak nganggep serius. Walaupun gue suka sama orang, gue bisa biasa aja."
Rafa: "Terus, kalau cewe yang nembak, lu gak bahagia dong?"
Kevin: "Tergantung cewenya jugasih gue suka apa engga."
Rafa: "Lu pacaran berapa lama? Terus siapa yang mutusin kalau gitu?"
Kevin: "Kalau sama Tiara 3 minggu, gue yang mutusin, kalau sama Ersha 2 minggu, sama-sama mutusin, sama-sama selingkuh hahahaha."
Rafa: "Nanti, lu mau nunggu sampe Hanissa nembak lu?"
Kevin: "Gue rasa dia bukan tipe kayak gitu. Gue juga udah deket sama dia, suka kayak abang-adean hehe."
Rafa: "Lu pernah gak pacaran sampai sebulan gitu?"
Kevin: "Pernah sampai dua tahun malah, tapi gue gak pernah ngeliat dia secara langsung."
Rafa: "Dih? Namanya siapa?"
Kevin: "Bella, waktu gue kelas 8. Jadi gue cuma kayak pacar sms dia aja gitu."
Rafa: "Lo gila."
Ditengah pembicaraan, tiba-tiba ada yang ganggu gue. Kevin kenal sama dia. Terus ngomong sebentar sama dia.
Kevin: "Tuh lo sama dia aja sana."
Rafa: "Dih?"
Kevin: "Dia mantan gue tuh." (ini lagi bicarain cowok)
Rafa: "Masa?"
Kevin: "Iya."
Rafa: "Oh ya? Beneran?"
Kevin: "Enggalah, masa gue homo."
Rafa: "Gak masalah kali homo, lo mau tau gak, cowo ganteng itu biasanya homo."
Kevin: "Untung gue gak ganteng."
Rafa: "Gak ganteng gimana? Lu itu ganteng peleh."
Kevin: "Amit-amit gue masa jadi homo."
Rafa: "Gak masalah kali."
Waktu istirahat yang sangat cepat, membuat gue telat masuk kelas, dan gurunya udah ada di kelas. Gue cuma harus salim sebagai tanda hormat.
Setelah pelajaran usai, gue langsung berpikir apa yang gue sama Kevin tadi omongin. Gue bisa langsung mengerti apa yang dia pikirin tentang pacaran, cinta, dan yang semacamnya.
Dia masih polos, sama kayak dulu. Selalu gak tau apa-apa. Dia bukan pengen mainin atau sok ganteng tapi, dia membiarkan orang lain bahagia karena dirinya. Dan terlihat jelas dia gak terlalu tertarik tentang cinta.
Atau mungkin gue langsung berfikir kata-kata yang ada di beberapa anime yang pernah gue tonton.
Omong kosong cinta hanya ucapan belaka, Mereka yang ingin bersenang-senang karena cinta, tapi aku tidak ingin hal itu sedikitpun.
Cinta hanyalah sebuah kesalahan dari sirkuit saraf manusia, Kau bisa buang emosi tidak perlu itu ke tempat sampah.
Gue bisa menyimpulkan dengan pemikiran gue sendiri, cowo kayak dia mungkin gak begitu mengurusi masalah yang berkaitan dengan cinta. Dia hanya menganggap cinta itu hiburan belaka beserta cewek-cewek yang suka sama dia.
Atau mungkin dia berpikiran cinta itu akan menyakitkan jika dibawa serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar