pagi hari gue makan pake rendang, siang hari gue makan pake rendang, malam hari gue makan pake rendang. Saat gue nulis ini gue mabok rendang.
Oke, bukan itu yang mau gue ceritain. Gue mau ceritain pengalaman hari ini, ya hujan yang sangat lebat disekolah saat istirahat sampai pulang sekolah.
Siang hari, sangat panas, gue berada diluar kelas sengaja untuk menonton drama kelas X.13 ya, karena Satria pernah bilang tentang drama kelas mereka gimana-gimana diapun jadi tokoh utama.
"Panas banget, nanti bakalan ujannih." -unknown, lupa sape yang ngomong.
Gue gak menonton sampai abis karena guru yang ngajar dikelas gue udah otw ke kelas gue.
Dikelas gue juga hanya diberi kisi-kisi dan rencana perpisahan, yang ngajar kelas gue saat itu adalah walas gue, Maam.
Hari ini gue juga bolak-balik ke ruang guru mau minta susulan sama guru PLH.
Saat istirahat usai, gue dan Humaira pergi ke ruang guru ngambil kertas absen, dan gue balik lagi ke kelas-ke ruang guru karena gue belum ngumpulin tugas matematika yang mau di kumpulin Sutan. Lo harus tau, jarak kelas-ruang guru itu bagaikan kutub utara-kutub selatan. Terimakasih.
Saat balik ke kelas lagi, gue cuma ngobrol basi sama Sutan dan ditemui Rian, dan siapa gue lupa. Gue nanya ke Rian tentang bandnya, dan dia jadi sok-sokan bahasa inggris.
"My life is enjoy."
"My life is future."
Gue dan Sutan pun bingung, gue menanyakan maksutnya dan dia jawab "kan hidup gue untuk masa depan." Gue gak ngerti, Rian ngelanjutin.
"My life is future, if you don't like me just say to me."
Balik ke kelas, lupa belum solat ashar. Gue ke mesjid untuk melakukan solat, sendirian.
Selesai solat, ujan, langsung gede. Karpet yang biasa jadi sajadah solat itu sampai terbang oleh angin. Gue nunggu di mesjid, gue kira bakal sendirian. Ternyata ada iblis di mesjid, Iqro, Humai, Syafira.
Gue nunggu berempat-empatan.
"Aduh dingin. Lu dingin gak?" -Iqro
"engga biasa aja." -Gue.
Selama nunggu gue main tod (truth or dare) berempat, tibalah angin besar sekali kayak badai. Dan apa yang gue bilang...
"IHHH LUCUUUU."
"Apanya yang lucu pang."
kayak difilm-film kata gue dalam hati. Gue emang rada error untuk menanggapi sesuatu.
Gue memutuskan ke kelas ujan-ujanan, saat sampai kelas gue melihat kelas gue udah kayak kapal pecah, banyak air, bangku, meja berserakan dan pembatas kelas gue dan kelas X.2 dibuka. Astarie nangis.
Gue cuma nanya kenapa dan lanjut ngerapihin buku, gue bener-bener gak bakat buat nanggepin orang nangis. Suer.
Temen-temen suruh semuanya keluar dari kelas, daripada nanti angin dateng lagi, oke gue keluar melewati kelas X.2 dan X.1.
Anehnya, gue masih ngeliatin anak kelas X.1 belajar diterangi cahaya HP. Sungguh rajin, disaat suasana genting begini.
Gue gak turun lewat tangga, gue lewat jendela kelas lain. Gue naik pake bangku kecil dan akhirnya gue diangkat Fadi. Terimakasih.
"Lu tadi gak liat ya pang? Uh udah kayak kiamat bener pang." -Regita.
Guesih menyangka seperti itu, karena anak cewe ada yang nangis selain Astarie. Kayaknya gue salah nanggepin sesuatu waktu di mesjid..
Humaira asmanya kambuh, kami memutuskan untuk ke poskes. Sebelum sampai tangga, tiba-tiba Iqro geletak gitu aja. Lu napa qro?
"Gaktau, kaki gue sakit."
Gue mengambil alih tas Humai yang tadi di bawa Iqro, gue bawa sendirian. Ditengah tangga, kalau gue gak bisa mengendalikan keseimbangan, gue akan kepleset. Beruntunglah itu tidak terjadi. #sungkeman.
Sampai poskes, gue bingung, Tantri bingung, Humai duduk. Harus ngapain kita? Belum lagi Tantri kaget ngeliat makhluk di poskes bawa selimut, ternyata penjaga sekolah. ohhhhh.
Akhirnya, Tantri nyusul Iqro, Gue berdua dengan Humai. Gue lupa nyiapin mental untuk berdua. Gue gak bisa diem, gue liat semua isi lemari yang ada di poskes. Udah terus duduk diam.
Setelah dikasih oxygen sama Iqro, gue beserta yang lainnya ngobrol iseng, dan Adeline cerita waktu dikelas.
"Itutuh Fairuz kayak mau terbang, waktu mau nutup pintu."
"Bener-bener parah, pokoknya meja Axel, Fanny, Gue paling parah kena air. Makanya gue pindahin tas lu saf, Axel paling basah itu."
"Guekan lagi main poker di meja Regita, waktu anginnya deteng gue langsung melarikan diri waktu ditanya sama Farhan "Del poker gue mana?" "Yah gaktau gue Han.""
"Guetuh dimeja lu Tan, Gue, Regita, Ebet. Ebetkan berdoa sesuai keyakinan dia, gue sama Regita baca surat apa aja."
Begitulah ingatan gue yang Adeline bilang, gue..penasaran gimana dikelas, karena emang dikelas kita paling parah. Mungkin kalau gue ada dikelas gue bisa nulis detailnya. Dan gue denger katanya, ada pohon sampe masuk kelas. Entahlah.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar