Jadi, apa kabar? Krik...krik...
Akhir-akhir ini pertanyaan yang paling sering gue tanya ke diri sendiri adalah "Kok cowok susah banget untuk nangis ya? Sebegitu logikanya kah dia?"
Misalnya gini, cowo ketika lagi putus, keliatannya gak galau, hepi-hepi banget, main sama temen-temennya. Pada nyatanya....
Berharap selalu hujan biar semakin mendramatisir, setel lagu galau--layaknya sedang mendengarkan temen ngasih saran. Atau, kalau tidak hujan, dia seolah-olah sedang tiduran dibawah pohon yang rindang, di depannya awan biru terlihat lembut sekali--seperti perasaan cewek, jika lihat kebawah ada hamparan rumput atau ilalang yang membuat kita damai oleh sepoian angin.
Pada nyatanya, sekanak-kanaknya cowok, senakal-nakalnya cowok, secuek-cueknya cowok bakal bisa berubah demi orang yang dia sukai, bisa melakukan apa saja demi cewek yang ia sayangi. Sayang, kadang cowok bingung mau memperjuangi siapa.
Misalnya, gue udah sering liat cowok yang berenti ngerokok gara-gara ceweknya gak suka. Atau ceweknya bisa ketus bilang...
"Gue dibolehin ngerokok sama nyokap gue." -cowok.
"Ya udah kalau gitu, lo pacaran aja sama nyokap lo." -cewek.
Sesungguhnya, ngerokok itu hak semua orang, karena memilih untuk lebih cepet mati merupakan hak asasi manusia.
Walaupun, kalau gue berada dijalan atau dimanapun berada di dekat orang yang ngerokok, rasanya mau gue pukul, tonjok dan bunuh sekalian kalau perlu. Gue langsung batuk-batuk.
Menghirup oksigen itu hak semua orang, kalau orang gak bisa leluasa ngirup oksigen karena rokok, apa itu namanya gak bisa menghargai hak orang?
Dalam kasarnya gue akan bilang, "mau gue bunuh, terus gue makan otaknya."
Gue selalu bilang, orang yang ngerokok di depan gue adalah orang egois.
Oke, kenapa jadi ngomongin ini, mablang, balik lagi.
Kenapa ya cowok itu susah mengekspresikan perasaan sedih dia, kenapa dia gak cerita-cerita layaknya cewek yang bisa sampai nangis kejer--atau malem-malem kerumah temennya cuma mau nangis, karena terlalu sakit.
Gue tadi nanya, "Kok lo gak nangis?" (abis putus.)
"Ngapain."
Terus gue nanya lagi, "Kok lo gak nangis?"
Temennya bilang--katanya dia mewakili perasaan dia, "Aslinya dia nangis, menangis dalam hatinya."
Gue ketawa ngakak.
Mungkin cowok ditakdirkan untuk kuat karena--lebih memilih memendam perasaan sendiri, mungkin cowok emang harus kelihatan lebih kuat daripada cewek--walaupun mungkin didalamnya lebih rapuh. Dan mungkin, cowok terlalu memakai logikanya untuk soal perasaan.
Ambil contoh, cowok jelek bisa pacaran sama cewek cantik, cewe jelek gak bakal bisa pacaran sama cowok ganteng.
Wassalam.
Akhir-akhir ini pertanyaan yang paling sering gue tanya ke diri sendiri adalah "Kok cowok susah banget untuk nangis ya? Sebegitu logikanya kah dia?"
Misalnya gini, cowo ketika lagi putus, keliatannya gak galau, hepi-hepi banget, main sama temen-temennya. Pada nyatanya....
Berharap selalu hujan biar semakin mendramatisir, setel lagu galau--layaknya sedang mendengarkan temen ngasih saran. Atau, kalau tidak hujan, dia seolah-olah sedang tiduran dibawah pohon yang rindang, di depannya awan biru terlihat lembut sekali--seperti perasaan cewek, jika lihat kebawah ada hamparan rumput atau ilalang yang membuat kita damai oleh sepoian angin.
Pada nyatanya, sekanak-kanaknya cowok, senakal-nakalnya cowok, secuek-cueknya cowok bakal bisa berubah demi orang yang dia sukai, bisa melakukan apa saja demi cewek yang ia sayangi. Sayang, kadang cowok bingung mau memperjuangi siapa.
Misalnya, gue udah sering liat cowok yang berenti ngerokok gara-gara ceweknya gak suka. Atau ceweknya bisa ketus bilang...
"Gue dibolehin ngerokok sama nyokap gue." -cowok.
"Ya udah kalau gitu, lo pacaran aja sama nyokap lo." -cewek.
Sesungguhnya, ngerokok itu hak semua orang, karena memilih untuk lebih cepet mati merupakan hak asasi manusia.
Walaupun, kalau gue berada dijalan atau dimanapun berada di dekat orang yang ngerokok, rasanya mau gue pukul, tonjok dan bunuh sekalian kalau perlu. Gue langsung batuk-batuk.
Menghirup oksigen itu hak semua orang, kalau orang gak bisa leluasa ngirup oksigen karena rokok, apa itu namanya gak bisa menghargai hak orang?
Dalam kasarnya gue akan bilang, "mau gue bunuh, terus gue makan otaknya."
Gue selalu bilang, orang yang ngerokok di depan gue adalah orang egois.
Oke, kenapa jadi ngomongin ini, mablang, balik lagi.
Kenapa ya cowok itu susah mengekspresikan perasaan sedih dia, kenapa dia gak cerita-cerita layaknya cewek yang bisa sampai nangis kejer--atau malem-malem kerumah temennya cuma mau nangis, karena terlalu sakit.
Gue tadi nanya, "Kok lo gak nangis?" (abis putus.)
"Ngapain."
Terus gue nanya lagi, "Kok lo gak nangis?"
Temennya bilang--katanya dia mewakili perasaan dia, "Aslinya dia nangis, menangis dalam hatinya."
Gue ketawa ngakak.
Mungkin cowok ditakdirkan untuk kuat karena--lebih memilih memendam perasaan sendiri, mungkin cowok emang harus kelihatan lebih kuat daripada cewek--walaupun mungkin didalamnya lebih rapuh. Dan mungkin, cowok terlalu memakai logikanya untuk soal perasaan.
Ambil contoh, cowok jelek bisa pacaran sama cewek cantik, cewe jelek gak bakal bisa pacaran sama cowok ganteng.
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar